1. Letak geografis kampung cipanaya desa Pangsor
Kampung Cipanaya terletak di Desa
Pangsor Rt.19.Rw.06,Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Kampung Cipanaya sendiri terletak di daerah pedataran pada ketinggian 25
m dpl dengan rincian data sebagai berikut :
Luas Wilayah : 30,815 ha
Jumlah penduduk laki laki : 213 orang
Jumlah Penduduk Perempuan : 205 orang
Total Penduduk : 418 orang
Batas-Batas Wilayah :
-Bagian Utara : Desa pangsor
- Bagian Selatan : Cicondong Desa Sukamulya
Luas Wilayah : 30,815 ha
Jumlah penduduk laki laki : 213 orang
Jumlah Penduduk Perempuan : 205 orang
Total Penduduk : 418 orang
Batas-Batas Wilayah :
-Bagian Utara : Desa pangsor
- Bagian Selatan : Cicondong Desa Sukamulya
- Bagian Barat
: Bunut Rt.18
- Bagian Timur : Desa Gunung sari
- Bagian Timur : Desa Gunung sari
Orbitasi :
- Jarak dari pusat Desa pangsor : 800 m
- Jarak dari Pusat Kecamatan : 3 km
- Jarak dari Pusat Kabupaten : 15 Km
- Jarak dari Pusat Propinsi : 200 Km
- Jarak dari pusat Desa pangsor : 800 m
- Jarak dari Pusat Kecamatan : 3 km
- Jarak dari Pusat Kabupaten : 15 Km
- Jarak dari Pusat Propinsi : 200 Km
Letak kp.cipanaya
2. Aktivitas Ekonomi
a.Pertanian
Bercocok tanam merupakan kegiatan ekonomi utama
masyarakat kp.cipanaya. Hal tersebut didukung oleh daerahnya yang sangat luas
yang cocok untuk dipergunakan bercocok tanam. Hasil tani utama masyarakat
kp.Cipanaya adalah padi dan palawija.banyak masyarakat di desa ini yang sangat mengandalkan penghasilan mereka
dari sektor ini.
Pada lingkungan kp.cipanaya ini rata-rata penduduknya mengandalkan mata
pencaharian dari sektor pertanian yang berupa pesawahan dan perkebunan.Dalam
sektor pertanian, sebagian besar penduduk desa pangsor beraktivitas sebagai
petani, dari mulai proses produksi, pra panen sampai pasca panen. Namun, sawah
yang mereka garap bukan sawah sendiri, jadi para petani disini hanya berperan
sebagai buruh tani karena tidak sanggup untuk memproduksi sawah sendiri
dikarenakan harga produksi yang tidak terjangkau, dengan sistem bagi
hasil, itupun tergantung dari panen yang mereka dapat karena terkadang terdapat
kendala-kendala mulai pra panen dan pasca panen, contohnya: hama, hama itu
sendiri dapat mempengaruhi hasil panen atau kadang kala panen tersebut gagal.
Pembasmian hama dilakukan dengan pestisida, namun terkadang itupun bukan
solusi.
Dengan adanya kegiatan dipesawahan sangatlah
bermanfaat untuk warga sekitar agar mereka mempunyai kegiatan yang
sebagai nilai tambah untuk warganya tersebut. Karena tidak banyak juga
sebagaian kecil warga pangsor hanya mengandalkan dari satu pekerjaan saja
contohnya: buruh. Dan kita ketahui penghasilan buruh sangat kecil untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari, para pemuda nya pun sebagian tidak memiliki
pekerjaan.
Ukuran pesawahan yang mereka miliki yaitu
rata-rata 1 bata yaitu 3,75 meter x 3,75 meter, 1 bau berkisaran 400
bata – 500 bata, 1 hektar yaitu 700 bata. Panen padi yang biasanya menghasilkan
7 kwintal/100 bata. 5 ton/1 hektar, 3,5/1 bau. Dan harganya berkisaran Rp.
550.000/kwintal, dan Rp. 5.500.000/ton dengan waktu panen yang 4 bulan. Dalam
pengolahan tanah itu sendiri menggunakan traktor sewaan dengan harga Rp. 10.000
/bata.
b.Perkebunan
Potensi lainnya dari bidang agrikultur di
kp.cipanaya adalah perkebunan rambutan, hampir di sepanjang jalan kampung ini
terdapat deretetan pepohonan rambutan yang terkenal berkualitas bagus,sebagian
jenis rambutan disini berjenis rambutan rafiah,binjai,aceh, karena kualitasnya
yang bagus. Usia produktif pohon rambutan terbatas pada usia 10 sampai 15
tahun, diatas itu biasanya pohon rambutan hanya berbuah sedikit sehingga setiap
pohon rambutan yang mulai menua dijual untuk dijadikan kayu bakar.
Rata-rata masyarkat disini memiliki 15 pohon
rambutan, dan setiap kali panen para pemilik mampu meraup pendapatan bersih
sekitar Rp.15.000.000 ataupun lebih.
Panen hasil kebun mereka setahun sekali sesuai musimnya. Hasil panen
rambutan di kampung ini sangat melimpah dan berkualitas bagus dikarenakan cuaca
dan lingkungan yang mendukung. Hasil dari panen rambutan biasanya di dibeli
oleh tenggkulak(bandar) dan biasanya oleh tengkulak di bawa kedaerah atau kota
lain misalya ke bandung ,garut ,jakarta tasikmalaya.dan ada juga tenggkulak
yang membawanya kenegara-negara timur tengah atau namaya di ekspor ke luar
negri.
Selain rambutan, masyarakat disini juga mendapat penghasilan lainya dari
penjualan kayu dari pohon abasia. Biasanya pohon abasia berfungsi sebagai bahan
dasar bangunan. Kualitas dari pohon kayu abasia juga tidak kalah bagus
dibandingkan dengan pohon kayu lainnya.
c.Sektor ekonomi lainnya
Selan sektor-sektor diatas, terdapat mata
pencaharian lainnya seperti peternak ayam boiler,ayam kampung,bebek,dan menjadi
pengerajin bambu seperti tusuk sate dan sapu lidi. Akan tetapi mayoritas
masyarakat menjadi pembuat tusuk sate, karena hampir setiap rumah
melakukannya. Pembuatan tusuk sate ini hanya sebagai mata
pencaharian sampingan. Hasil tusuk sate yang telah selesai dikerjakan akan
diserahkan dan dikumpulkan kepada bandar, rata-rata pembuat tusuk sate ini
mempunyai bandar yang sama . Para bandar akan menghargai hasil tusuk sate
Rp.4000 per ikat untuk hasil tusuk sate yang bulat dan Rp.3000 per ikat untuk
hasil tusuk sate yang pipih. Tusuk sate dipasarkan di Subang dan sekitarnya.
Untuk
peternakan ayam boiler di kp.cipanaya baru ada beberapa orang saja yang
menggelutinya.tetapi untuk ayam kampung dan bebek hampir setiap rumah
Biasanya para peternak ini menjalankan usahanya dengan cara kemitraan,
baik bermitra dengan orang lain diluar desa atau luar daerah.
Penyebab
jarangnya masyarakat kurang tertarik untuk berternak adalah dalam sistem
pengolahan limbah, namun hal ini dapat diatasi dengan menjadikan limbah
tersebut sebagai pupuk kandang. Hal ini jugalah yang dapat menjadi penghasilan
tambahan bagi peternak. Penghasilan bertambah, kebersihan dan kesehatan
lingkungan sekitarpun tetap terjaga.
3.Kebudayaan
Kebudayaan merupakan sebuah hal
yang dapat dijadikan ciri khas akan sebuah daerah. Kebudayaan bisa berupa
kesenian tari, lagu, bahasa, dll. Setiap daerah di Indonesia bisa dikatakan
memiliki kebudayaan yang khas. Begitu pula kp.cipanaya
Kp. Cipanaya Desa Pangsor, yang berada di kabupaten subang, memiliki
kebudayaan sunda yang cukup erat. Hal ini dapat dibuktikan karena letak yang
berada di provinsi Jawa Barat. Budaya sunda juga dapat terlihat dari bahasa
yang biasa digunakan oleh warga kp.cipanaya adalah bahasa sunda. Selain itu,
budaya sunda juga dapat terlihat saat terdapat acara sakral, mereka menggunakan
konsep Kerajaan Padjadjaran.
Selain hal itu, di kp.cipanaya juga
memiliki kebudayaan yang khas yaitu berupa kesenian yang ada dan pernah terjadi
disini. Yaitu TUTUNGGULAN.
TUTUNGGULAN adalah sejenis kesenian yang langka,dan menggunakan alat musik
ya yaitu LISUNG. Lisung sendiri terbuat dari kayu yang di
lubangi tengah nya meyerupai kentongan pos ronda tapi ini ukuran nya
lebih besar.cara menggunakannya pun unik yaitu dengan cara di ketuk-ketuk
menggunakan halu (kayu berukuran 1.5 meter),dan dimain kan oleh 10 orang atau
12 orang.pokok ny aunik deh kalau mau tau main aja ke kampung cipanaya
ya....he...he....